Jumat, 06 Mei 2011

SIlabus dari Prof Ishak

Tugas Prof. Ishak
1.      Makalah Kelompok = dikumpulkan pada pertemuan ke tiga (18 Pebruari 2011)
Judul : Faktor Moral dalam Kepemimpinan Pendidikan

2.      Makalah Individu
3.      Lapopran Buku

Ieu Silabus ti Prof Ishak
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
SILABUS

A.    Deskripsi  Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah
Landasan Agama, Filosofis, Psikologis dan Sosiologis Kepemimpinan Pendidikan untuk S3, 3 SKS, Semester 2

Status Mata Kuliah 
Mata kuliah ini termasuk mata kuliah lanjutan, dengan tujuan agar setelah selesai matakuliah ini mahasiswa mampu mengkaji dan menjelaskan landasan kepemimpinan pendidikan yang berkaitan dengan pendekatan agama, filosofis, psikologis dan sosiologis terutama dalam menetapkan visi, misi, program dan strategi kepemimpinan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 
Perkuliahan tersebut mengangkat keunggulan dan kelemahan paradigma kepemimpinan pendidikan dari segi dimensi agama, filsafat, psikologi dan sosiologi baik secara konsep maupun praktek yang ada selama ini.
Pembelajaran yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan perkuliahan ini adalah inkuiri individual, diskusi kelas dan ekspositori.
           Tingkat keberhasilan perkuliahan dilihat dari tingkat kehadiran, laporan buku, makalah,
           penyajian dalam diskusi, UTS, dan UAS.

















B.     SILABUS MATA KULIAH


1.      Identitas Mata Kuliah

MATA KULIAH               : Landasan Agama, Filosofis, Psikologis dan Sosiologis
                                         Kepemimpinan Pendidikan
SKS                                : 3 (Tiga)
SEMESTER                    : 2
DOSEN/ASISTEN          :  Prof. Dr. Ishak Abdulhak / Prof. Dr. Sopyan Tsauri

2.      Tujuan

Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:
a.       Menjelaskan makna dan hakekat kepemimpinan pendidikan beserta faktor-faktor yang memiliki keterkaitan di dalam kegiatannya.
b.      Mengkaji keterkaitan antara faktor agama di dalam melandasi konsep dan implementasi kepemimpinan pendidikan.
c.       Mengkaji keterkaitan antara faktor filsafat di dalam melandasi paradigm dan pelaksanaan kepemimpinan dalam pendidikan.
d.      Mengkaji keterkaitan konsep psikologi di dalam melahirkan gaya dan mekanisme kepemimpinan pendidikan yang perlu dipilih di dalam memimpin institusi pendidikan.
e.       Mengkaji keterkaitan konsep sosiologi di dalam proses kepemimpinan pendidikan terutama dalam memobilisasi aktivitas dan anggota serta kelompok yang dipimpin.   

3.      Deskripsi Isi

Ruang lingkup kajian dalam perkuliahan ini meliputi:
a.       Makna dan Hakekat Kepemimpinan Pendidikan, berkaitan dengan aspek jalur, jenjang, dan jenis pendidikan maupun aspek struktur managemen pendidikan.
b.      Konsep agama serta penerapannya dalam pelaksanaan kepemimpimpinan pendidikan, terutama berkaitan dengan niat atau motivasi kepemimpinan, moral kepemimpinan, dan model-model kepemimpinan yang bernafaskan agama.
c.       Dasar pemikiran ahli-ahli filsafat yang  mempengaruhi  konsep dan praksis kepemimpinan pendidikan.
d.      Konsep dan pengaruh aspek-aspek psikologis dalam melahirkan tingkah laku kepemimpinan pendidikan.
e.       Konsep dan pengaruh aspek-aspek sosiologis dalam memoblisasi proses dan peserta dalam pelaksanaan kepemimpinan pendidikan.


4.      Pendekatan Pembelajaran

Perkuliahan ini menggunakan pendekatan inkuiri dan dilengkapi dengan ekspositori untuk memotivasi mahasiswa dan dosen di dalam memanfaatkan berbagai learning resources yang ada. Teknis perkuliahan meliputi kegiatan:
                    a.        Penjelasan mengenai cakupan, permasalahan, dan mekanisme pembelajaran yang perlu dilakukan mahasiswa.
                    b.        Diskusi kelas yang diawali oleh hasil kajian mandiri dan kelompok berkaitan dengan topik yang dibahas.
                    c.        Kajian mandiri dan kelompok terhadap learning resources sesuai dengan topic dan tugas yang telah disepakati.
                    d.        Pelaksanaan perkuliahan menggunakan LCD yang menyajikan bahan perkuliahan. 

5.      Evaluasi

Penilaian keberhasilan belajar dalam perkuliahan mata kuliah ini mempertimbangkan aspek-aspek: kehadiran kuliah, mutu laporan membaca buku / chapter, mutu makalah, kesiapan dan penguasaan materi yang disajikan, UTS dan UAS.

6.      Rincian Materi Perkuliahan

Pertemuan 1 : Penjelasan rancangan perkuliahan yang berkaitan dengan tujuan
                       perkuliahan, bahan ajar, strategi perkuliahan, tugas-tugas yang harus
                       diselesaikan, prosedur evaluasi hasil belajar.

Pertemuan 2: Konsep dan Style Kepemimpinan Pendidikan

Pertemuan 3: Hakekat Agama dalam memberikan dasar Pola Kepemimpinan
                       Penddikan

Pertemuan 4:  Implementasi Nilai-NIlai Agama Dalam Memimpin lembaga Pendidikan

Pertemuan 5:  Paradigma Aliran-Aliran Filsafat dalam penetapan
                       Visi, Misi, dan Program Pendidikan

Pertemuan 6:  Motivasi dalam Implementasi Kepemimpinan Pendidikan


Pertemuan 7: Faktor Kepribadian dalam  Kepemimpinan Pendidikan 

Pertemuan 8: UTS
               
Pertemuan 9: Faktor Moral dalam Kepemimpinan Pendidikan

Pertemuan 10:  Kerjasama dan kompetisi  dalam membentuk Moral Kelompok 

Pertemuan 11:  Dasar-Dasar Pertimbangan dan Strategi  Pengambilan Keputusan

Pertemuan 12:  Membangun Networking dalam Pengembangan Lembaga
                         Pendidikan

Pertemuan 13: Kepemimpinan Pendidikan Masa Depan 

Pertemuan 14: Penilaian Kualitas Kepemimpinan Pendidikan
               
Pertemuan 15: Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan

Pertemuan 16: UAS

7.      Rujukan

Atkinson, Rita L. at all. 1983. Introduction to Psychology. Eight Edition. New York. Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
Ballantine, Jeanne H. 1983. The Sociology of Education. A Systematic Analysis. New Jersey. Prenticical Inc.
Depdiknas. 2005. Rencana Strategies Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009. Jakarta. Depdiknas.
………………….  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. Depdiknas. 
Gilley, Jerry W. Eggland, Steven A. 1989. Principles of Human Resources Development. New York. Addison-Wesley Publishing Company.
Goleman, Daniel. At all. 2002. The New Leaders. Transforming the art of Leadership into the Science of Results. Great Britain. Little Brown.
Hesselbein, Frances.  at all (Ed). 1996. The Leader of the Future. New Visions, Strategies, and Practices for the Next Era. San Fransisco. Jossey-Bass Publication.
Keith, Sherry. Girling, Robert Henriques. 1991. Education, Management, and Participation. New Directions in Educational Administration. Boston. Allyn and Bacon.
Lipham, Jame M. at all. 1985. The Principalship. Concepts, Competencies, and Cases. New York. Longman.
Ozmon, Howard A. Craver, Samuel M. 1981. Philosophical Foundations of Education. Second Edition. Columbus. Charles E Merril Publishing Company.
Petri, Herbert L. 1986.Motivation. Theory and Research. Second Edition. Belmont. Wadsworth Publishing Company.
Razik, Taher A. 1995. Fundamental Concepts of Educational Leadership and Management. New Jersey. Prentice Hall.
Sallis, Edward. 1993. Total Quality Management in Education. Philadelphia. Kogan Page.
Tjosvold, Dean. Tjosvold, Mary M. 1995. Psychology for Leaders. Using Motivation, Conflict, and Power to Manage More Effectively. New York. John Wiley & Sons, Inc.
Zohar, Danah. Marshall, Ian. 2000. Spiritual Intelligence The Ultimate Intellegence. SQ.  London. Bloombsbury Publishing.



SIlabus dari Prof Ishak

Tugas Prof. Ishak
1.      Makalah Kelompok = dikumpulkan pada pertemuan ke tiga (18 Pebruari 2011)
Judul : Faktor Moral dalam Kepemimpinan Pendidikan

2.      Makalah Individu
3.      Lapopran Buku

Ieu Silabus ti Prof Ishak
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
SILABUS

A.    Deskripsi  Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah
Landasan Agama, Filosofis, Psikologis dan Sosiologis Kepemimpinan Pendidikan untuk S3, 3 SKS, Semester 2

Status Mata Kuliah 
Mata kuliah ini termasuk mata kuliah lanjutan, dengan tujuan agar setelah selesai matakuliah ini mahasiswa mampu mengkaji dan menjelaskan landasan kepemimpinan pendidikan yang berkaitan dengan pendekatan agama, filosofis, psikologis dan sosiologis terutama dalam menetapkan visi, misi, program dan strategi kepemimpinan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 
Perkuliahan tersebut mengangkat keunggulan dan kelemahan paradigma kepemimpinan pendidikan dari segi dimensi agama, filsafat, psikologi dan sosiologi baik secara konsep maupun praktek yang ada selama ini.
Pembelajaran yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan perkuliahan ini adalah inkuiri individual, diskusi kelas dan ekspositori.
           Tingkat keberhasilan perkuliahan dilihat dari tingkat kehadiran, laporan buku, makalah,
           penyajian dalam diskusi, UTS, dan UAS.

















B.     SILABUS MATA KULIAH


1.      Identitas Mata Kuliah

MATA KULIAH               : Landasan Agama, Filosofis, Psikologis dan Sosiologis
                                         Kepemimpinan Pendidikan
SKS                                : 3 (Tiga)
SEMESTER                    : 2
DOSEN/ASISTEN          :  Prof. Dr. Ishak Abdulhak / Prof. Dr. Sopyan Tsauri

2.      Tujuan

Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:
a.       Menjelaskan makna dan hakekat kepemimpinan pendidikan beserta faktor-faktor yang memiliki keterkaitan di dalam kegiatannya.
b.      Mengkaji keterkaitan antara faktor agama di dalam melandasi konsep dan implementasi kepemimpinan pendidikan.
c.       Mengkaji keterkaitan antara faktor filsafat di dalam melandasi paradigm dan pelaksanaan kepemimpinan dalam pendidikan.
d.      Mengkaji keterkaitan konsep psikologi di dalam melahirkan gaya dan mekanisme kepemimpinan pendidikan yang perlu dipilih di dalam memimpin institusi pendidikan.
e.       Mengkaji keterkaitan konsep sosiologi di dalam proses kepemimpinan pendidikan terutama dalam memobilisasi aktivitas dan anggota serta kelompok yang dipimpin.   

3.      Deskripsi Isi

Ruang lingkup kajian dalam perkuliahan ini meliputi:
a.       Makna dan Hakekat Kepemimpinan Pendidikan, berkaitan dengan aspek jalur, jenjang, dan jenis pendidikan maupun aspek struktur managemen pendidikan.
b.      Konsep agama serta penerapannya dalam pelaksanaan kepemimpimpinan pendidikan, terutama berkaitan dengan niat atau motivasi kepemimpinan, moral kepemimpinan, dan model-model kepemimpinan yang bernafaskan agama.
c.       Dasar pemikiran ahli-ahli filsafat yang  mempengaruhi  konsep dan praksis kepemimpinan pendidikan.
d.      Konsep dan pengaruh aspek-aspek psikologis dalam melahirkan tingkah laku kepemimpinan pendidikan.
e.       Konsep dan pengaruh aspek-aspek sosiologis dalam memoblisasi proses dan peserta dalam pelaksanaan kepemimpinan pendidikan.


4.      Pendekatan Pembelajaran

Perkuliahan ini menggunakan pendekatan inkuiri dan dilengkapi dengan ekspositori untuk memotivasi mahasiswa dan dosen di dalam memanfaatkan berbagai learning resources yang ada. Teknis perkuliahan meliputi kegiatan:
                    a.        Penjelasan mengenai cakupan, permasalahan, dan mekanisme pembelajaran yang perlu dilakukan mahasiswa.
                    b.        Diskusi kelas yang diawali oleh hasil kajian mandiri dan kelompok berkaitan dengan topik yang dibahas.
                    c.        Kajian mandiri dan kelompok terhadap learning resources sesuai dengan topic dan tugas yang telah disepakati.
                    d.        Pelaksanaan perkuliahan menggunakan LCD yang menyajikan bahan perkuliahan. 

5.      Evaluasi

Penilaian keberhasilan belajar dalam perkuliahan mata kuliah ini mempertimbangkan aspek-aspek: kehadiran kuliah, mutu laporan membaca buku / chapter, mutu makalah, kesiapan dan penguasaan materi yang disajikan, UTS dan UAS.

6.      Rincian Materi Perkuliahan

Pertemuan 1 : Penjelasan rancangan perkuliahan yang berkaitan dengan tujuan
                       perkuliahan, bahan ajar, strategi perkuliahan, tugas-tugas yang harus
                       diselesaikan, prosedur evaluasi hasil belajar.

Pertemuan 2: Konsep dan Style Kepemimpinan Pendidikan

Pertemuan 3: Hakekat Agama dalam memberikan dasar Pola Kepemimpinan
                       Penddikan

Pertemuan 4:  Implementasi Nilai-NIlai Agama Dalam Memimpin lembaga Pendidikan

Pertemuan 5:  Paradigma Aliran-Aliran Filsafat dalam penetapan
                       Visi, Misi, dan Program Pendidikan

Pertemuan 6:  Motivasi dalam Implementasi Kepemimpinan Pendidikan


Pertemuan 7: Faktor Kepribadian dalam  Kepemimpinan Pendidikan 

Pertemuan 8: UTS
               
Pertemuan 9: Faktor Moral dalam Kepemimpinan Pendidikan

Pertemuan 10:  Kerjasama dan kompetisi  dalam membentuk Moral Kelompok 

Pertemuan 11:  Dasar-Dasar Pertimbangan dan Strategi  Pengambilan Keputusan

Pertemuan 12:  Membangun Networking dalam Pengembangan Lembaga
                         Pendidikan

Pertemuan 13: Kepemimpinan Pendidikan Masa Depan 

Pertemuan 14: Penilaian Kualitas Kepemimpinan Pendidikan
               
Pertemuan 15: Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan

Pertemuan 16: UAS

7.      Rujukan

Atkinson, Rita L. at all. 1983. Introduction to Psychology. Eight Edition. New York. Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
Ballantine, Jeanne H. 1983. The Sociology of Education. A Systematic Analysis. New Jersey. Prenticical Inc.
Depdiknas. 2005. Rencana Strategies Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009. Jakarta. Depdiknas.
………………….  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. Depdiknas. 
Gilley, Jerry W. Eggland, Steven A. 1989. Principles of Human Resources Development. New York. Addison-Wesley Publishing Company.
Goleman, Daniel. At all. 2002. The New Leaders. Transforming the art of Leadership into the Science of Results. Great Britain. Little Brown.
Hesselbein, Frances.  at all (Ed). 1996. The Leader of the Future. New Visions, Strategies, and Practices for the Next Era. San Fransisco. Jossey-Bass Publication.
Keith, Sherry. Girling, Robert Henriques. 1991. Education, Management, and Participation. New Directions in Educational Administration. Boston. Allyn and Bacon.
Lipham, Jame M. at all. 1985. The Principalship. Concepts, Competencies, and Cases. New York. Longman.
Ozmon, Howard A. Craver, Samuel M. 1981. Philosophical Foundations of Education. Second Edition. Columbus. Charles E Merril Publishing Company.
Petri, Herbert L. 1986.Motivation. Theory and Research. Second Edition. Belmont. Wadsworth Publishing Company.
Razik, Taher A. 1995. Fundamental Concepts of Educational Leadership and Management. New Jersey. Prentice Hall.
Sallis, Edward. 1993. Total Quality Management in Education. Philadelphia. Kogan Page.
Tjosvold, Dean. Tjosvold, Mary M. 1995. Psychology for Leaders. Using Motivation, Conflict, and Power to Manage More Effectively. New York. John Wiley & Sons, Inc.
Zohar, Danah. Marshall, Ian. 2000. Spiritual Intelligence The Ultimate Intellegence. SQ.  London. Bloombsbury Publishing.



Rabu, 16 Maret 2011

PROFESIONAL GURU


PENTINGNYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU

Pentingnya peningkatan kemampuan profesional guru dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Pertama, ditinjau dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, berbagai metode dan media baru dalam pembelajaran telah berhasil dikembangkan. Demikian pula halnya dengan pengembangan materi dalam rangka pencapaian target kurikulum harus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua itu harus dikuasai oleh guru dan kepala sekolah , sehingga mampu mengembangkan pembelajaran yang dapat membawa anak didik menjadi lulusan yang berkualitas tinggi. Dalam  itu, peningkatan kemampuan profesional guru perlu dilakukan secaraa kontinu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ditinjau dari kepuasan dan moral kerja. Sebenamya peningkatan kemampuan profesional guru merupakan hak setiap guru. Artinya, setiap pegawai mendapat pembinaan secara kontinu, apakah dalam bentuk supervisi, studi,  tugas belajar, maupun dalam bentuk lainnya. Demikian pula, guru berhak mendapatkan pembinaan. Guru swasta berhak akan pembinaan profesional dari yayasan, sedangkan guru negeri berhak mendapat pembinaan profesional dari kementrian atau dinas yang menangnainya. Oleh karena pembinaan itu merupakan hak setiap pegawai di sekolah , maka peningkatan kemampuan profesional guru dapat juga dianggap sebagai pemenuhan hak yang bila dilakukan dengan sebaik merupakan satu upaya pembinaan kepuasan dan moral kerja. Pembinaan profesional dirancang dan dilaksanakan dengan sebaik yaitu guru tidak hanya semakin mampu dan terampil dalam melaksanakan tugas‑tugas profesionalnya, melainkan juga semakin puas, memiliki  kemampuan damn semangat kerja yang tinggi, dan berdisiplin.
Peningkatan kemampuan profesional guru sangatdipentingkan dalam rangka manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah Sebagaimana ditegaskan di muka bahwa salah satu ciri implementasi manajemen ,Peningkatan mutu berbasis sekolah adalah kemandirian dari seluruh stakeholder salah satunya dari guru. Kemandirian guru akan tumbuh bilamana .'" Peningkatan kemampuan profesional dibinakan kepada dirinya.


B. PENGERTIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAIL GURU
Secara sederhana peningkatan kemampuan profesional guru dapat diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum matang menjadi matang, yang tidak mampu mengelola sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi. Kematangan, kemampuan mengelola sendiri, pemenuhan kualifikasi, merupakan ciri‑ciri profesionalisme. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan profesional guru dapat juga diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum profesional menjadi profesional.

C. PRINSIP‑PRINSIP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU
Konsisten dengan penjelasan di atas, ada dua prinsip mendasar berkenaan dengan aktivitas peningkatan kemampuan profesional guru.
1. Peningkatan kemampuan profesional guru itu merupakan upaya membantu guru yang belum profesional menjadi profesional. Jadi, peningkatan kemampuan profesional guru itu merupakan bantuan profesional. Di satu sisi, bantuan rofesional berarti sekadar bantuan, sehingga yang seharusnya lebih berperan aktif dalam upaya pembinaan adalah guru itu sendiri. Artinya, guru itu sendiri yang seharusnya meminta bantuan kepada yang berwenang untuk mendapatkan pembinaan. Demikian pula dalam hal bantuan yang diperlukan tergantung pada permintaan guru itu sendiri. Walaupun sekadar bantuan, yang berwenang harus melaksanakan bantuan atau pembinaan tersebut secara profesional. Itulah yang disebut dengan bantuan profesional. Di sisi lain bantuan profesional berarti tujuan akhimya adalah bertumbuh kembangnya profesionalisme guru.
2. Peningkatan kemampuan profesional guru tidak benar bilamana hanya diarahkan kepada pembinaan kemampuan pegawai. Prinsip dasar kedua tersebut didasarkan pada prinsip pertama di atas bahwa tujuan akhir pembinaan pegawai adalah bertumbuh kembangnya profesionalisme pegawai. Guru yang profesional memiliki dua ciri, yaitu tingkat abstraksi (kemampuan) yang tinggi dan tingkat komitmen yang tinggi. Oleh karena itu, pembinaan guru di sekolah seharusnya diarahkan pada pembinaan kemampuan dan sekaligus pembinaan komitmennya.

D. PROSES PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU

Program peningkatan kemampuan esional guru di sebaiknya melalui langkah‑langkah yang sistematis sebagai berikut.
a.       Mengidentifikasi kekurangan, kelemahan, kesulitan, atau masalah‑masalah yang seringkali dimiliki atau dialami guru mata pelajaran.
b.      Menetapkan program peningkatan kemampuan profesional guru yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan, kelemahan, kesulitan, dan masalah-masalah yang seringkali dimiliki atau dialami guru mata pelajaran.
c.       Merumuskan tujuan program peningkatan kemampuan profesional guru yang diharapkan dapat dicapai pada akhir program pengembangan. Rumusan harus operasional sehingga pencapaiannya dapat dengan mudah diukur pada akhir pelaksanaan program.
d.      Menetapkan serta merancang materi dan media yang akan digunakan dalam peningkatan kemampuan profesional guru mata pelajaran.
e.       Menetapkan serta merancang metode dan media yang akan digunakan dalam peningkatan kemampuan profesional guru mata pelajaran.
f.       Menetapkan bentuk dan mengembangkan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam mengukur keberhasilan program peningkatan kemampuan profesional guru mata pelajaran.
g.      Menyusun dan mengalokasikan anggaran program peningkatan kemampuan profesional guru mata pelajaran.
h.      Melaksanakan program peningkatan kemampuan profesional guru dengan materi, metode, dan media yang telah ditetapkan dan dirancang.
i.        Mengukur keberhasilan program peningkatan kemampuan profesional guru.
j.        Menetapkan program tindak lanjut peningkatan kemampuan profesional guru mata pelajaran.
Sementara ini, seringkali pembinaan pegawai sekolah, khususnya kepala sekolah dan guru, dilakukan melalui penataran. Mereka seringkali terpaksa harus meninggalkan sekolah untuk mengikuti penataran. Beberapa fakto yang perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik pengembangan peningkatan kemampuan profesional guru, yaitu (1) guru yang akan dikembangkan, (2) kemampuan guru yang akan dikembangkan, (3) kondisi lembaga, dana, fasilitas, dan orang yang bias dilibatkan sebaga pelaksana.